Jumat, 09 Desember 2011

Pudarnya Pesona Cleopatra

Novel ini mengisahkan seorang pemuda yang pintar dan kuliah di Universitas di Cairo. karenanya ia sangat menggilai gadis - gadis keturunan Cleopatra. Hingga pada suatu hari ia dijodohkan orang tuanya dengan seorang gadis yang parasnya sangat cantik tetapi lebih tua 1 tahun. Pemuda itupun menurut pada orang tuanya karena orang tuanya sudah berjanjipada sahabatnya itu.
Setelah menikah iapun tak merasakan cinta kepada istrinya itu. Ia tetap menggilai gadis mesir yang bernama Cleopatra meskipun ia tahu bahwa Cleopatra tidak hidup di zamanya. hingga suatu malam ia pulang dalam keadaan letih dan istrinyapun memijatnya, menyiapkan air hangat untuk mandi, dan makanan hangat. Akan tetapi pemuda itupun tetap tak memiliki rasa cinta. Dan baginya htinya hanya untuk gadis mesir semata. Hingga iapun bersikap kasar kepada istrinya. Akan tetapi istrinya dengan sabar dan tersenyum menanggapi sikap suaminya itu.
Pada sutatu hari istrinya tengah mengandung dan ia kembali kepada orang tuanya. Akan tetapi suaminya tidak mengantarkan pulang dan tidak pula menjenguknya. Ia amat senang istrinya tidak di rumah. sehingga ia bisa bersenang - senang dengan dunianya. Suatu hari sahabatnya bercerita kepanya bahwa dosennya yang mempunyai istri dengan paras cantik itu gila. ia gila karena ditinggal istrinya yang berselingkuh dengan pemuda sebangsanya. Dari cerita temanya itulah ia menyadari akan kehadiran istrinya yang dengan tulus menemaninya.
Ia pun pulang ke rumah mertuanya hendak menjemput istrinya. Akan tetapi bukannya istrinya yang didapat. tetapi hanya namanya saja yang tertinggal. Istrinya meninggal akibat terpeleset dan jatuh. Akhirnya ia meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya. Suami itupun menangis tersedu - sedu dan menyesal sedalam - dalamnya karena telah menyia - nyiakan istrinya yang setia dan baik itu.

Dalam mihrab Cinta

Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Republika
Tebal : 110 Halaman
SINOPSIS
Siang itu Pesantren Al.Furqon yang terletak di daerah Pagu, Kediri, Jawa Timur geger. Pengurus Bagian Keamanan menyeret.seorang santri yang .diyakini mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri berambut gondrong itu. Santri itu mengaduh dan minta ampun.
“Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri!” Santri,yang mukanya sudah berdarah-darah itu mengiba. “Ayo mengaku. Kalau tidak kupecahkan kepalamu!” Teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram. “Sungguh, bukan saya pelakunya.” Si Rambut Gondrong itu tetap tidak mau mengaku. Serta merta dua bogem melayang ke wajahnya. “Nich rasain pencuri!” Teriak Ketua Bagian Keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalu pingsan.
Menjelang Ashar, si Rambut Gondrong siuman. la dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan kakinya terikat. Air matanya meleleh. la meratapi nasibnya. Seluruh tubuhnya sakit. la merasa kematian telah berada di depan mata. Di luar gudang para santri ramai berkumpul. Mereka msneriakkan kemarahan dan kegeraman.
“Maling jangan diberi ampun!”
“Hajar saja maling gondrong itu sampai mampus!”
“Wong maling kok ngaku-ngaku santri. Ini kurang ajar. Tak bisa diampuni!”
la menangis mendengar itu semua. Sepuluh menit kemudian pintu gudang terbuka. Ia sangat ketakutan. Tanpa ia sadari ia kencing di celana karena saking takutnya. Para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi Lurah Pondok menahan mereka dengan sekuat tenaga. Pak Kiai, pengasuh pesantren masuk dengan wajah dingin.

http://www.perpusonline.com/dalam-mihrab-cinta-habiburrahman-el-shirazy.html

KARYA - KARYA NOVEL KANG ABIK

Karya -karyanya benar - benar membangun jiwa bagi pembacanya. Dan bisa menjadi pelajaran dalam kehidupan sehari - hari.

Karya - Karya Kang Abik

Selama di Kairo

Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul 'Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo)
Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah Ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), dan Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004).

[sunting] Karya puisi

Sebelum pulang ke Indonesia, di tahun 2002, ia diundang Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari (1-5 Oktober) untuk membacakan pusinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair negara lain. Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi kang Abik juga dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004).

[sunting] Karya sastra populer

Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Bertasbih (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud (kelanjutan dari Ketika Cinta Bertasbih).

[sunting] Karya film

Sebagai sutradara Kang Abik mengawali debutnya dengan film Dalam Mihrab Cinta yang diangkat dari novelnya dengan judul yang sama

http://id.wikipedia.org/wiki/Habiburrahman_El_Shirazy

Kamis, 08 Desember 2011

Profil Kang Abik

Kang Abik memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al- Anwar, Mranggen, Demak dibawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke Kota Budaya ASurakarta untuk belajar di madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarata, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadits, Universitas Al -Azhar, Cairo dan selasai pada tahun 1999.  
Telah merampungkan POSTGRADUATE DIPLOMA (Pg.D) S2 di THE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES IN CAIRO yang didirikan oleh Imam Al- Baiquri (2001). Profil diri dan karyanya pernah menghiasi beberapa koran dan majalah, baik lokal maupun nasional, seperti Solo Pos, Republika, Annida, Saksi, Sabili, Muslimah, dan lain – lain.
Kang Anik semasa di SLTA pernah menulis naskah teatrikal yang berjudul “DZIKIR DAJJAL” sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Pernah meraih juara II lomba menulis artikel se-MAN I Surakarta (1994). Pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi religius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994). Pemenang lomba I pidato tingkat remaja se=eks karesidenan Surakarta (diadakan Jama’ah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994). Kang Abik juga pemenang I lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Ia juga merai juara I lomba baca puisi bahasa Arab tingkat Nasional yang diadakan IMABA UGM Jogjakarta (1994). Pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama 1 tahun (1994-1995) mengisi acara SYARHIL QUR’AN setiap jum’at pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke -5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadaka oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan judul tulisan, ANALISIS DAMPAK FILM LAGA TERHADAP KEPERIBADIAN REMAJA.